Friday, August 1, 2008

Sore di Kadang Badak

The Porter yang terlatih, mereka sudah menggelar 6 tenda, menyiapkan api unggun, menggelar matras, masak air dan nasi. Buatku no kopi deh! Niatku nanti malam harus bisa tidur nyenyak.

Posisi duduk Dina bersandar di sebatang pohon nyaman banget, akupun mengambil posisi yang sama, kalau sudah begini lupa berdiri. Dalam pikiranku, lumayan sudah sampai Kandang Badak, paling nggak sudah ada sedikit kepastian bahwa besok pagi mencapai puncak Gede.

Kaos merah, warna kesukaanku, sudah tidak ada bagian kering, semuanya dihuni oleh peluh dan mungkin air belerang akibat melewati kepulan uap di Air Panas.

Panas tubuh akibat metabolisme pembakaran dipadukan dengan sejuknya udara pengunungan memang klop banget!. Semakin lama semakin dingin sampai badan serasa dikompres air es, dingiiiin banget!. Perlu ganti pakaian yang kering sekarang.

Aku mencoba mencari ranselku yang ada didalam carrier Nusron, persoalannya carrier Nusron ada dimana?.
“Sron, ransel lu mana?”
“Emang elu nggak liat waktu berangkat! Ransel kita dibawa porter yang berangkat barengan Sulis”.
Jawaban Nusron bisa diartikan “Sabar, tunggu dong sampai Sulis yang menanti Rudi di pos PPA Cibodas sampai di Kandang Badak”, atau bisa ditafsirkan “Rasain lo kedinginan!”. Kayaknya sih yang dibenak Nusron kalimat yang kedua.

Sebagai pengganti pakaian kering aku berselimut sleeping bag aja deh. Kulihat setumpukan kantong tidur yang tertata rapih, 3 diantaranya masih baru. Aku sendiri belum pernah melihat kantong tidurku. Kok bisa? Yang beli Acing dan Titi soalnya.
“Sleeping bag gue yang mana?”.
“Elo ambil aja satu! Kayaknya yang baru itu punya elo, Acing sama Titi”.
“Ya udah, gue ambil satu ya”.

Sekarang giliran mencari matras ditumpukannya. Kok matrasku yang ada stiker “the O” nggak ada?.
“Matras gue jangan-jangan masih di bawah?”
“Udah masuk semua, elo ambil aja satu! Matras elo masih baru kan? Ada tulisannya nggak?”, Nusron masih menimpali.
Maksud Nusron yang ada tulisannya adalah matras yang bersablon “Brimob”, ayahku kan Angkatan Darat masa aku pakai matras Brimob.
“Punya gue ada stickernya”.
“Udah ambil aja satu!”, suara Ical dari kejauhan, belakangan aku baru mengerti mengapa Ical menyarankan demikian.

Sambil menenteng matras dan kantong tidur aku berjalan menuju tenda biru mudaku yang berkapasitas 5 orang, sebetulnya sih kalau diisi 10 orang juga bisa asal mereka bersedia tidur sambil jongkok. Aku melewati Ical yang tiduran sambil dipijat porter di atas matrasku. Pantesan!
“Men, kayaknya matras elo yang ini. Ada tulisannya Theo”. the O kali!

Copot sepatu sebelum masuk tenda, menggelar matras lalu sleeping bag. Setelah itu di atas kantong tidur dimulai acara copot-copotan, pertama kaos kaki, kanan dulu apa kiri dulu ya? Lupa!. Lanjut dengan kaca mata, terus kaos, celana pendek dan terlihatlah pahaku nan putih, banyak yang bilang loh!, dan terakhir celana dalam.
“BHnya...?”
“Gue jitak lo!”.

No comments: