Friday, August 1, 2008

Double side double density

Aku meringkel seperti kucing kedinginan, berusaha tidur tapi nggak bisa, risih rasanya, walaupun seluruh tubuh dibalut kantong tidur tetap saja telanjang karena nggak mengenakan pakaian secuilpun.

Ada yang baru sampai Kandang Badak melaporkan bahwa kaki Ableh oglek gara-gara membawa barang terlalu berat. Kalau kalian bertanya siapa Ableh? Serupa dengan kami dahulu. Sewaktu didaftarkan oleh Ical, kami mengira bahwa Ableh anak 85, eh begitu kami tanya kepada Nusron, Singgih, Yudis, dll nggak ada yang kenal, nggak tahunya Ableh seorang porter yang pernah dipergunakan jasanya oleh Ical sewaktu mendaki gunung Ciremai.

Carrier yang dibawa Ableh lumayan berat berupa perlengkapan Ical dan Dina yang berisi makanan, minuman, kompor, perlengkapan masak, dan mungkin saja lemari pakaian mereka. Makanya seorang porter ditugaskan untuk turun membantu Ableh, untung si porter nggak menjawab, "Ogah ah!", karena memang bukan pak Ogah.

Satu persatu menyusul memasuki kandang, maksudku Kandang Badak. Danu, Dewi, Titi, Acing, Sulis, Rudi, Ryan, Anita, Kebo dan akhirnya yang paling kutunggu Gandi Porter.
“Men, ransel lo udah dateng nih!”, teriak Nusron.
“Bawain kesini, gue lagi telanjang nih!”, teriakan balasanku.
“Ya udah kesini aja lo telanjang!”, teriakan berbalas.


Akhirnya Nusron membawa carriernya yang berisi ranselku ke dalam tenda biru, ada dua kemungkinan, Nusron baik hati atau terpaksa, aku cenderung berpikiran yang kedua, terpaksa.

Satu persatu aku keluarkan isi perut raselku sambil melakukan absensi.
“Jacket?”
“Hadir”
“Celana panjang?”
“Hadir”
”Kaos kaki?”
“Ada”
“Kaos lengan panjang?”
“Siap!”
“Topi kupluk”
”Ade”
Dan yang paling aku tunggu, “Celana dalam?”
“Hadir, bos!”

Untungnya si CD ada, kalau nggak ada celana dalam yang tadi aku pakai bisa menjadi CD double side double density nih!

No comments: